Wednesday 14 October 2009


Ayat dalam baris lagu M.Nasir "Tanya Sama Itu Hud-Hud", "Lihat dunia dari mata burung atau lihat dari dalam tempurung, yang mana satu engkau pilih" benar-benar terkesan dijiwa saya pada Sabtu lepas (10 Oktober 2009) bilamana saya berada dipuncak Bukit Tabur, Taman Melawati diGombak. Bagai melihat dunia dari mata burung dari atas puncak itu buat pertama kali bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Rasa takut dan takjub terhadap ciptaan Allah menyelubungi jiwa pada saat itu. Di puncak itu saya merasa betapa kecilnya diri saya yang sedang hidup bersama banyak lagi gerombolan makhluk Allah yang jauh lebih besar dan menakjubkan yang selama ini saya tidak pedulikan langsung tentang kewujudannya. Dan ketakjuban itu juga membuat saya teringat akan kebesaran Sang Maha Pencipta yang menciptakan segala ketakjuban itu, betapa dahsyatnya, betapa menakjubkan pula Sang Maha Pencipta yang telah menciptakan katakjuban dan kedahsyatan itu? Dan betapa kecilnya dan betapa tidak berharganya segala apa yang kita inginkan, cita-citakan dan impikan seperti wang yang banyak, rumah yang besar, kereta mewah yang berderetan, isteri cantik yang mengiurkan dan segala macam perhiasan dunia! Siapakah gerangan yang dapat membantu sekiranya berlaku apa-apa dipuncak bukit itu selain Allah? Apakah Mercedes S-Class yang menjadi igauan kita akan membantu kita? Apakah wang RM1 juta akan datang dan membantu? Apakah gelaran dato' dan tan sri akan membuatkan kita selamat sejahtera? Tidak! Tiada gunanya semua itu. Itu hanya hayalan. Tidak membantu pun kalau Allah tidak mengizinkan. Dan itu baru dipuncak bukit, belum dialam akhirat yang kekal abadi!